Lahan Basah.

Lahan basah itu bernama difabilitas, disabilitas, kebutuhan khusus, special needs.

Banyak ortu yang super duper kaya raya, dikasi anugerah anak disable yang kompleks. Butuh banyak biaya demi merawat kekhususannya dan menjadikannya lebih baik/mandiri. Para orang tua ini punya pilihan untuk menyembunyikan anaknya di dalam tembok rumah yang kedap suara dan terasing dari peradaban manapun, atau mengusahakan semaksimal mungkin sampai anak mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.

Saya, atau anda, yang kemampuannya standar, pastinya akan amazed dengan aliran dana yang begitu masyaallah. Horang kayah yang duitnya gak habis-habis, meski pengeluaran untuk satu anak aja bisa mencapai belasan juta per bulan 😎 Kalau anaknya sebanyak Gen Halilintar, dengan bapak yang punya koneksi bisnis di 100 negara, tak perlu heran yaa…

Saya pernah ketemu seorang ibu yang anaknya autis. Dia seorang dokter umum yang menikah dengan dokter spesialis bedah tulang ternama. Untuk tes rambut dan feses, perlu dikirim ke Amrik, dengan biaya jutaan rupiah sekali tes. Berbagai jenis terapi, minimal 100 ribu per datang. Berapa terapi dan berapa kali dalam sebulan, sila dihitung sendiri 🤔 Belum termasuk bahan makanan khusus, semisal garam seharga 300 ribu untuk sekitar 50gr saja. Bahan pakaian tertentu, karena kebanyakan anak autis sensitif, dengan harga yang tak murah pula. Biaya pengasuh, dan lain-lain; yang membuat ibunya berkesimpulan dengan anggun, “Semua anak membawa rejekinya masing-masing.” 😚

Continue reading Lahan Basah.

Duhai Tuppermania

Kata Mamak, sepulang dari party yang diadakan para ibu PKK, “Wadah plastik ini bisa bikin makanan tidak basi lho…”

Eh ralat, wadah plastik premium ding, mringis manis dulu sama para kolektornya 😂 Penasaran dong, saya coba tempatkan mie goreng habis bikin ke dalam wadah yang namanya modular bowl, warna light blue yang cantik. Setelah uapnya habis dan mie agak dingin, saya tutup rapat. Tiap sisi harus mingkem semua ya, jangan terlewat. Sorenya saya cek, basi apa nggak. Ternyata tetep, basi. Hahaha, kena deh 😄 Waktu itu para tupper ini ngiklan di tabloid Nova dengan artis Shannaz Haque, barulah saya ngeh bahwa, plastik dengan harga ajaib ini, kualitasnya layak ditoleh, meski soal ‘anti basi’ harus diteliti lebih lanjut yaa…

Hingga hari ini, saya telah kehilangan pour n stor yang besar, banyak tumbler, banyak tuppy tup, banyak eco bottle di berbagai ukuran, large handy bowl, tutupnya crystalwave bowl (catat ya, tutupnya aja…), juga printhilan kecil limited edition dengan warna ajaib seperti hijau botol, hijau neon, orens terang, atau pink bluwek. Sebagai informasi, bukan saya yang menghilangkannya, tapi…sudahlah, kan horang (sok) kayah 😄 

Continue reading Duhai Tuppermania

Ngolshop Ala Siti Maryamah

Sudah ya, saya sudah melampaui tulisan awal saya yang iseng, tentang Siti Maryamah. Saya hapus untuk memacu diri aja, apakah sanggup, paling tidak menyamainya. Alhamdulillah, bisa melampaui ☺ Sekarang saya bayar penghapusan dengan tulisan baru. 

Cara marketing mbak Siti memang unik, bisa jadi alternatif cara jualan biar cepat closing. Saya kan bakul moody part timer, lebih suka mengamati daripada jualan. Berteman dengan beragam karakter emak membuat saya jadi males dodolan, mentalnya perlu banyak asahan lagi 😄

Continue reading Ngolshop Ala Siti Maryamah

Brookies

Bapa bilang, kue pilihan saya selalu enak, uhuk, meski merknya masih baru, belum ada yang tahu. Seorang teman pernah menjadikan saya sebagai tester jajan enak. Jika ada snack baru dan kami tak pernah tahu, dia meminta saya mencobanya, lalu dia dan teman-teman akan melihat ekspresi saya dulu sebelum memutuskan akan makan jajan yang mana 😄

Continue reading Brookies

Bisnis Saudara

Kata Jack Ma, jangan jadikan teman dan saudaramu sebagai pembeli potensial. Mereka malah akan mengejekmu dan tak akan membeli barangmu 😯

Sering dengar kan,

“Masa sama saudara harganya segini?”

“Ayolah kasih murah, harga teman.”

“Mana gratisannya? Kan kita teman baik.”

“Diskon masa segini aja? Sama teman tega amat sih kamu.”

Continue reading Bisnis Saudara

Memang/Bukan Rejeki

“Dalam setahun, aku berhasil memasarkan sekian juta dari toko A dan sekian juta dari toko B,” pamer saya pada Mamak saat beliau menanyakan bagaimana gejolak perbakulan saya.

Lumayan lah untuk seorang bakul yang hanya mengandalkan hubungan dan wira-wiri terbatas, belum punya toko sendiri ☺

“Waah… Trus kamu dapat apa dari pemilik tokonya?” Tanya Mamak antusias.

😐😐😐

Continue reading Memang/Bukan Rejeki

Mau Dipaksa Beli?

“Mainan itu boleh buat adek,” katanya pada kami, merujuk ke Moldy.
😙
Saya takjub dengan bocah kecil yang sangat baik itu. Usianya sekitar 7-8 tahunan, tapi sudah begitu luwes bermain bersama dan mengambil hati Moldy.
“Kalau tak mau yang itu, bisa milih yang lain di pos sana. Harganya murah kok,” lanjutnya dengan lugu.
Oh… 😄
Spontan, saya dan seorang ibu yang baru saja ketemu saat itu, tertawa lepas.
“Pandai sekali pemasarannya.”
Kami segera sepakat menilainya demikian.

image

Continue reading Mau Dipaksa Beli?

The Rese’: Tinggalkan Atau Kejar

Ada dua jenis orang yang bisa membuat saya terharu 😉
Pertama, seorang pekerja keras yang melakukan apapun (halal) demi mencapai tujuannya.
Kedua, orang-orang yang mempertahankan karakternya sebagai orang nggregetno, mungkin sampai akhir hayat 😂
Jenis pertama jarang ditemui. Jenis kedua, masyaallah, jarang bisa dihindari, selalu ada dalam setiap lini kehidupan, terutama bakulan 😄

Continue reading The Rese’: Tinggalkan Atau Kejar

S.O.c.S

Dear King, please save our ‘cheap’ soul 😭😭😭

image

Di Kediri, ada angkot berlogo F, trayeknya geje, jumlahnya jarang, tapi selalu penuh meluber dengan anak sekolah (terutama perempuan), saat jam berangkat sekolah. Rutenya ke sekolah kompleks. Ada STM, SMAK, SMK, dan beberapa SMU negeri.

Saking penuhnya bukan lagi kanan 4 dan kiri 7. Layaknya colt lokal menuju kabupaten, penuh dengan buruh pabrik rokok yang rukun saling memangku demi rehat pantat dan sampai di tempat. Begitulah kurang lebih angkot F ini. Ada sekitar 2-3 anak yang merasakan uji nyali duduk di bangku seuprit, tepat di pintu angkot. Bisa ya, dibayangkan?

😐😐😐

Continue reading S.O.c.S