Kenapa Harus Menulis

Tulisan dan pembacanya
Menulis menjadi kegiatan rutin saya semenjak bisa membaca. Membaca menjadi sebuah tantangan yang menyenangkan, ketika saya menemukan sebuah soal cerita Matematika kuno yang menuliskan, “…hitoenglah berapa banjak betjak jang dimiliki bapak…” Saya sungguh penasaran dengan ejaan yang baru saya tahu namanya, ejaan Van Ophuysen 😁

Begitu sering membaca dan akhirnya menemukan jawaban mengapa ejaan itu berbeda, saya mulai tertarik untuk menulis. Sejak kelas 2 SD, awalnya saya tujukan untuk rubrik Arena Kecil atau Tak Disangka di majalah Bobo, langganan semasa SD. Hanya sempat mengirimkan sekali dan tidak diterima, saya berhenti mencoba, hehe…

Continue reading Kenapa Harus Menulis

Menumbuhkan Minat Baca Anak dengan Kebutuhan Khusus

Banyak orang mempersepsikan kebutuhan khusus dengan segala jenis ketidakmampuan. Kepandaian seorang anak disabilitas diartikan sebagai kelebihan dari kekurangannya. Well, tidak semuanya bisa seseimbang itu, saudara. Relatif 🙂

Baca: Sekilas Catatan tentang Kebutuhan Khusus

Kata ibu Farida, mama dari Zefa, anak tuli yang aktif berorganisasi: anak dengan kebutuhan khusus itu kelihatan kurangnya, kalau anak biasa tidak kelihatan. Jadi kalau seorang ABK punya kelebihan, sama aja, anak lain pun juga punya kelebihan 🙂

Berbagai pose baca

Kebutuhan khusus itu macam-macam ya. Namun saat ini saya hanya akan membahas yang tuli dan kebutuhan lain yang sesuai dengan kekhususan anak saya, Moldy. Usia fisiknya 10 tahun, tapi Moldy termasuk yang terlambat berbahasa. Saya mengenalkan dan memahamkan mengenai isyarat sebagai salah satu komunikasi utamanya (selain menulis dan berbicara), baru sekitar tiga tahun lalu dan itu belum sepenuhnya efektif 😐

Baca: OTW Bisindo

Continue reading Menumbuhkan Minat Baca Anak dengan Kebutuhan Khusus

Peluang Menulis (Februari)

Hai, lama gak update lomba menulis. Sedang sibuk mengerjakan buku dan menulis postingan blog yang ‘maha penting’ untuk dilupakan 😁

Silakan dicek, siapa tahu ada yang masih bisa dikejar yaa…

Cerpen Membohongi Hati 14 Februari 2020

Cerpen Kenangan bersama sahabat 20 Februari 2020

Artikel Islami 21 Februari 2020

Artikel Takut Gagal 22 Februari 2020

Cerpen Inspirasi Sekitar Kita 25 Februari 2020

Continue reading Peluang Menulis (Februari)

Peluang Menulis (September)

Tahun ini, saya baru menang tiga kali lomba menulis dan dua kali mengisi TTS-Kompas (eh, ini gak perlu yaa 😅). Pertama, resensi buku Bilangan Fu. Kedua, menulis surat untuk Puthut EA. Ketiga, semangat cinta ODOJ.

Jangan dilihat menangnya, tapi lihat juga ditolaknya 😁. Banyaaak… Itu saya bahas lain waktu aja deh, sekarang cus ke info peluang menulis, mumpung masih ada waktu sebelum deadline.

Klik biru adalah sumber informasi, silakan diklik. Teknis lengkapnya ada ada di situ, saya cuma menyampaikan informasi aja. Tanggal di sebelahnya adalah waktu deadline.

Mari meramaikan 💪💪

1. Puisi untuk Habibie 20 September

2. Mualaf 20 September

Continue reading Peluang Menulis (September)

5 Alasan Ngeblog

Ada yang masih ingat dengan blogdrive? 😊
Di situ saya bikin blog pertama, yang isinya pengalaman sehari-hari. Hampir sama juga kayak sekarang, beda intensitas dan datanya. Saya selalu tertarik dengan tema anak-anak, perempuan, politik, dan agama. Gak terlalu nyambung sih, hehehe, tapi itulah sejumlah topik konsisten yang hampir selalu saya tulis.

Tentang anak-anak, melebar menjadi difabilitas, pendidikan, dan pengasuhan. Politik banyak berkurang, buat bahan obrolan offline aja, nulisnya hanya menyentil sedikit aja. Sudah banyak ahli politik dadakan di medsos, sungkan euy 😆 Bahasan agama juga mulai saya kurangi, kecuali yang sumbernya jelas dan hampir minim kontroversi. Sesekali baca Magdalene untuk tes ombak, laman yang cukup kritis untuk topik perempuan dan agama. Boleh baca pandangan saya, silakan berargumen 😉 Saya pernah menjadi sangat kanan, hampir cadaran, tapi udah tidak lagi. Barangkali buat sebagian teman, saya udah semacam liberal atau plural. Bodo amat, tafsir aja ada Ibnu Katsir dan Saidi, imam ada empat; masa kita yang kaum akar rumput harus sepakat sama persis 😕

Continue reading 5 Alasan Ngeblog

Make-up Kondangan

Make up sebelum punya anak: pelembab, alas bedak, bedak tabur, bedak padat, eye shadow, eye liner, blush on, lipstick, concealer, maskara, pensil alis.

Meski tak mendetail para juru rias dan tak bisa merias orang lain, saya tahu sedikit kok soal riasan yang pas. Teknik shading biar mancung, menggambar alis mesti melewati tulang atas mata. Belajarnya, dari teman-teman yang selalu mengoreksi riasan satu sama lain.

Continue reading Make-up Kondangan

Kue Tradisional dan Kenangan

Ninih bilang, hari itu beliau akan membuat jenang. Saya, yang saat itu belum sekolah, mengikutinya ke sana kemari di pawon yang luas dan panjang. Paling ujung, tempat cuci piring, yang buangannya manual, berupa sebuah bak besar. Kalau malam, tempat ini cukup horor. Cahaya lampunya temaram, tak cukup menerangi sampai area cuci piring.

Saat Ninih berpulang ke rumah abadi, tempat inilah yang konon menjadi area pamitan Ninih. Sesuai dengan kesibukan hariannya, panci dan wajan berbunyi sendiri di tengah malam, tepat di 40 hari kepergiannya. Hiii… 😨

Kembali lagi ke area pawon. Kayu bakar, wajan besi yang sangat besar dan tebal, kompor beton dengan lubang tempat pembakaran, gula merah, santan kental dari kelapa yang baru saja diparut. Semua beraroma klasik, tanah dan hangus 😀

Continue reading Kue Tradisional dan Kenangan