Mimpi Aneh

Bulan lalu adalah bulan yang dilewati dengan melayang. Banyak mimpi tak penting tentang orang-orang yang sama sekali tak pernah berhubungan dengan saya. Lelah…

Salah satu mimpi yang paling membekas adalah mimpi tentang seorang teman yang menjadi mualaf. Kami sesekolah merayakannya di sebuah masjid yang sangat bagus, entah di mana itu. Semuanya memakai baju putih bersih, seperti naik haji, tapi bukan pakaian ihram.

“Lho kamu?” tanya saya kaget.

Continue reading Mimpi Aneh

Demam Shinbi

Favorit saya dan anak-anak kali ini adalah Shinbi house, si goblin penghuni apartemen yang memiliki bermacam mantra. Dia berteman baik dengan kakak beradik, Hari dan Doori. Musim pertama sih, tak masalah. Menghadapi para makhluk sampai tunduk, lalu gantian para makhluk menolong mereka saat genting.

Baca: Tontonan

Serial terbaru, agak berbeda. Musim kedua ini lebih horor karena warna-warnanya lebih gelap, orang-orangnya juga lebih sedikit, dan makhluknya juga tampil lebih menyeramkan. Dimulai dari makhluk tatapan kegelapan, makhluk bayi boneka, makhluk perawat, dan ini yang paling ngeri, makhluk mimpi 😨

Makhluk ini masuk ke dalam mimpi seseorang, lalu memerangkapnya sampai dia tak bisa kembali ke dunia nyata. Di saat yang sama, para ‘malaikat’ penjaga Hari, yaitu Kanglim dan Rion, sedang sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Semalam sesudah nonton itu, lha kok saya pun bermimpi 🤓

Continue reading Demam Shinbi

Pelajaran Menginap (2)

Seperti yang saya janjikan, saya menginap sendirian, masih kecil, di rumah seorang yang sama sekali tak memiliki hubungan darah 😅 Siapakah dia?

Baca: Pelajaran Menginap

Jaman masih pernikahan awal, Bapa dan Mamak indekos di jalan Irian, Blitar. Pemiliknya bernama Budhe Wab. Saya sepertinya masih sangat kecil, sehingga tak ingat benar seperti apa suasananya.

Bapa dan Mamak pindah ke Batu dan silaturahim masih terjalin baik. Saya tinggal di Blitar, daerah Gebang, ikut Ninih.

Baca: Mendiang Ninih

Jarak antara Gebang dan jalan Irian itu dekat, ukuran orang desa ya. Jalan kaki tanpa cape, sudah nyampe, tapi saya gak tahu seberapa persisnya. Saat pengen jalan kaki, tiba-tiba aja sudah nyampe sana. Saya langsung menuju sebuah kampung kecil di tengah kota, pertetanggaan yang begitu guyub. Rumahnya budhe Wab itu berada di pusat, luas dan punya banyak kamar indekos.

Kalau saya main ke sana, padahal cuma anak-anak, seisi kampung menyambut saya dengan sorak-sorak bergembira dan saling berebut mengajak mampir. Duh, berasa jadi bintang 🤣

Continue reading Pelajaran Menginap (2)

Hilangnya Cermin di Rumah Kami

Rumah kami memiliki dua kamar.

Awalnya kami tidur berempat, hingga anak-anak bertumbuh mengikuti fitrahnya. Pisahlah kami, menjadi dua formasi. Yayah dan Bubun, Moldy dan Shena dengan tempat tidur terpisah. Karena Moldy sering usil, formasi berubah lagi. Moldy dan Yayah, Shena dan Bubun.

Karena gawai itu semacam pasangan kedua yang lebih disayang, jadilah semua selain itu agak-agak telantar 🤫 Moldy sering tak berteman, ramai sendirian, bahkan sering tidur malam. Hu hu hu hu. Hiks, hiks, hiks srooot *ala Cini Cican

Continue reading Hilangnya Cermin di Rumah Kami

Tarif Ngelmu (2)

Saya mendapat buku Dialog Dengan Jin, saat SMU. Di buku itu diceritakan mengenai perjanjian antara David Copperfield dengan entah jin mana, ada bukti salinan perjanjian. Waktu itu kan mas David, yang lagi pacaran sama supermodel Claudia Schiffer, bikin heboh dunia dengan terbang beneran dalam shownya. Julukannya, illusionis.

Di Indonesia, ada nama Deddy Corbuzier, yang populer dengan “Tatap mata saya” dan sendok pun bisa bengkok. Di salah satu shownya, pernah lho antene tivi rumah ikutan bergetar saat Deddy beraksi 😎

Saya percaya sambil lalu, bukan yang menggebu-gebu. Bukan sesuatu yang harus sakleg diikuti. Seandainya ada perubahan teori pembenaran, ikut aja 😌 Santuy…

Continue reading Tarif Ngelmu (2)

Kue Tradisional dan Kenangan

Ninih bilang, hari itu beliau akan membuat jenang. Saya, yang saat itu belum sekolah, mengikutinya ke sana kemari di pawon yang luas dan panjang. Paling ujung, tempat cuci piring, yang buangannya manual, berupa sebuah bak besar. Kalau malam, tempat ini cukup horor. Cahaya lampunya temaram, tak cukup menerangi sampai area cuci piring.

Saat Ninih berpulang ke rumah abadi, tempat inilah yang konon menjadi area pamitan Ninih. Sesuai dengan kesibukan hariannya, panci dan wajan berbunyi sendiri di tengah malam, tepat di 40 hari kepergiannya. Hiii… 😨

Kembali lagi ke area pawon. Kayu bakar, wajan besi yang sangat besar dan tebal, kompor beton dengan lubang tempat pembakaran, gula merah, santan kental dari kelapa yang baru saja diparut. Semua beraroma klasik, tanah dan hangus 😀

Continue reading Kue Tradisional dan Kenangan

‘After Reading That’ Effect

Jumat pagi.
Aku curious dengan sebuah buku KKPK genre horor. Bukunya hadiah dari kuis di NouraBooks. Ceritaku tentang Moldy dan kostum Spidey-homemade-nya 😆 berhasil memenangkan hadiah pertama.

image
Sedang enggan bergaya

Baca kisah horor itu ngeri-ngeri sedap. Ngeri membayangkan, sedap penasaran. Ini percobaan kedua sebenarnya. Percobaan pertama saat aku sedang ‘kalap’. Kalap menjajal berbagai genre menulis, antara lain horor. Aku terdampar di beberapa blog mistis. Tak menunggu lama, ‘ada’ yang datang mengunjungi kami. Siang-siang lho 😈 Shena masih belum lancar bicara jadi dia bisa lihat makhluk asing yang gentayangan, sementara Moldy masih cuek. Parahnya, aku belum hafal ayat kursi 😣

Continue reading ‘After Reading That’ Effect

Ramuan ‘Ajaib’

Sekitar dua bulan setelah aku menikah, Bapa kecelakaan di daerah yang namanya Kandangan. Bukan kandang sapi atau kerbau lho ya, tapi nama daerah di antara Malang dan Kediri.

Pergelangan tangan kiri patah, jadi mesti digips, pake pen. Jadinya sekarang agak bengkok, ga bisa lurus seperti bikinan ‘pabrik’ asli.

Saat masa penyembuhan itu, seorang tukang becak langganan menawarkan pengobatan alternatif di samping dokter. Biar cepat sembuh katanya.
Continue reading Ramuan ‘Ajaib’

Mulai Dari Kaos Lepas Sendiri

Banyak orang bilang, rumahku yang di Batu itu angker. Kasak-kusuknya sih, gak ada yang berani bertamu karena ada kakek tua yang berjaga di depan. Hiiii… Tapi itu gombal kayaknya, lha kok Bapa sering kehilangan pot bunga :D, sandal, juga sepatu Hiu. Kalau bikin orang biasa takut, kenapa ga bisa bikin maling takut. Wes, ga bener ini…

Sekitar kelas lima SD, aku tidur agak sore karena cape, abis latihan drumband. Aku pake kaos bali warna biru donker dan celana pendek putih. Karena tidurku lebih awal, maka sekitar jam 9an, aku bangun lagi, merasa kok agak dingin ya. Lha kok, aku cuma pake kaos dalam, lalu mana kaos baliku?

Continue reading Mulai Dari Kaos Lepas Sendiri

Saat Listrik Padam

Kayaknya sih, Moldy bisa lihat barang alus. Waktu dia kecil, sebelum usia 2 tahun, wajar ya, every child does. Selanjutnya, aku gak tahu pasti, lagi repot sama tantrumnya sih 😆

Sempat ada perkiraan seseorang (yang sok tahu, hehe), bahwa Moldy ini bukan tuna rungu. Ada kemungkinan dia ‘melihat’ terlalu banyak, yang berimbas pada kelambatan bicara. Aku kan gak mau percaya gitu aja, cari banyak bukti dong.

Continue reading Saat Listrik Padam