Seputar Angpau (2)

Tiap Lebaran, tradisi paten yang selalu dipertahankan dan semoga akan terus bertahan bahkan berulang, adalah nyangoni. Dalam hal jumlah, saya menyesuaikan dengan Jemi. Karena dulu ikut keluarga besar, jumlahnya dikit-dikit asal rata. Begitu menikah, penyesuaian ke jumlah banyak membuat saya merasa lebih nggaya tapi bahagia 😅ðŸĨ°

Baca: Saya Suka Hari Raya

Untuk saudara dan teman dekat, saya tak pernah meminta anak-anak menolak, sekaligus tak meminta mereka berharap diberi. Biarkan mekanisme dan siklus naturalnya berjalan. Tugas ortu hanya mendampingi dan mengingatkan jika berlebihan atau tak sesuai dengan jalur kepantasan silaturahim 😊

Baca: Seputar Angpau

Waktu saya kecil, ada seorang budhe yang menjanda sejak usia 40an, dengan lima anak yang harus diopeni. Karena penghasilannya tidak tetap, banyak saudara membantu menyekolahkan anak-anaknya. Suatu ketika Lebaran di rumah Ninih, budhe mengadang saya di lorong yang terpisah dari keramaian kumpul saudara, demi menyelipkan sangu.

Continue reading Seputar Angpau (2)

2021: “Jangan Puasa”

Puasa itu berat di awal, tapi terasa nyaman ketika kita sudah menemukan polanya. Apalagi, versi saya, kalau ditambah dengan diet nasi dan olahraga. Diet nasinya masih jalan karena efeknya bagus sekali, sedangkan olahraga tidak berlanjut karena sayanya yang malas sekali ðŸĪŠ

Baca: Diet Nasi

Saat tidak dibolehkan puasa dengan alasan mens, hamil, menyusui, sakit, dan safar; saya kira itu sebuah bentuk cinta Allah pada manusia, terutama perempuan. Ada kewajiban personal yang disematkan, tapi ada juga banyak toleransi yang mengiringi 🙂

Continue reading 2021: “Jangan Puasa”

Kisah Bu Mance (2)

Ceritanya, saya lagi putar ulang masa setahun lalu. Membayangkan nanti kalau masuk sekolah lagi, saya belanja dan cari utangan jangka pendek sama siapa 😁🙈 Apalagi, saya bukan shopaholic dan gak pinter nawar. Jadi, menemukan kerabat dalam hal toserba dan perkreditan adalah sebuah anugerah yang tak ternilai.

Baca: Ala Tukang Sayur

Sialnya, barang-barang dari bu Mance hampir memenuhi kebutuhan sandang di rumah. Mulai dari bangun tidur, ada sprei gambar Tayo, yang meski gambarnya norak bergembira, harganya murah meriah dan kainnya kesat. Bajunya anak-anak dan saya, mulai dari yang dalam sampai celana luar yang biasanya susah nyari ukuran, belinya di bu Mance juga.

Continue reading Kisah Bu Mance (2)

Kisah Bu Mance

“Mama Moldy, aku kangen banget sama sampean. Kapan hari kulihat ada orang yang mirip, kupanggil-panggil. Ternyata bukan,” katanya tertawa.

“Iya ta?” Saya agak kaget ada yang sekangen itu sama saya. Lha iya, gak ketemu hampir setahun 😄

“Beneran lho, kecil-kecilnya, cara jalannya, tapi kok gak mau noleh. Trus dibantu colek sama mama lain, eh lha kok orang lain, bukan mama Moldy,” jelasnya panjang lebar.

Uhuk, kecil katanya ðŸĪĢ Sekarang udah melebar, kebanyakan rutinitas makan-tidur berulang.

Continue reading Kisah Bu Mance

Bertahan (3)

We’re in the same boat,” katanya memungkasi curhat yang baru saya buka dengan satu kalimat-Hampir 24 jam bersama anak-anak, rasanya sangat wow.

Gak jadi curhat atau asal cerita aja, nelan ludah sendiri yang lagi pait. Ya begitulah kita semua, termasuk saya di masa lalu dan sekarang kalau yang nyurhatin sudah sampai taraf nyebelin 😑 Kata psikolog, itu hampir sama dengan mencuri panggung. Toh, gak ada tuntutan untuk solutif kayak bu Tejo kan…

Curhat itu kayak buang hajat 😁 Bau sih, tapi kalau gak dikeluarin bikin sakit perut. Waktunya tiap orang kan gak sama, yang dimakan juga beda. Tentu saja ketika buang hajat, jijik juga kan mengatakan banyak-banyakan siapa, bentuknya kayak apa, atau frase klasik yang kompetitif: masih mending kamu-aku nih lebih parah 😎

Continue reading Bertahan (3)

Status Privasi Anak (2)

Di mana malumu,
Setiap kali ku ajak berkencan
Aku yang bayar
Di mana malumu
(Melly Goeslaw, Dimana Malumu)

Katanya sih, semua bakal auto joged-joged sambil mbayangin Dian Sastro dan teman-temannya yang ayu kabeh 😅 Katanya lho, kan saya gak nonton AADC 🙈 Bahkan sampe diputer gratisan pun, ada aja alasan gak bisa nonton 😁

Bahasan berikut ini sebenarnya gak nyambung sih. Ini soal malu urusan aurat, seperti yang saya janjikan sebelumnya.

Baca: Pelajaran Menginap (2)

Continue reading Status Privasi Anak (2)

Rumah dan Ghibah

“Eh gimana, rumah si X bagus gak?”

Saya mikir sejenak, lalu menjawab singkat, “Bagus,” tanpa menjelaskan seperti apa. Kasihan kalau si X kena bully 😅

Tidak selalu orang miskin yang dibully. Orang kaya yang bikin julid sekitar juga bisa kena bully. Buktinya, Raffi Ahmad, dibully netijen karena terlalu kaya 😅 Ketahuilah, bully selalu mungkin dialami semua orang dan atas nama alasan terkonyol sekalipun. Yang membedakannya adalah kemampuan bertahan, cuek, atau membalas 😁

Baca: Bully-Bukan Pilihan

Continue reading Rumah dan Ghibah

Yang Harus Dibayar

Seraya mengingat bahwa saya pernah merampas haknya berbahasa saat kecil, saya menyabarkan diri untuk terus menyimak Moldy bercerita. Setiap waktu 🙃 Gak pernah masuk sekolah, lalu sama siapa lagi dia bakal cerita kalau bukan sama emaknya 😌

Bisa sih, sama ayah atau adiknya. Jemi seringkali cape dari kerjaan dan males mikir. Shena pun, bukan cape kerjaan, tapi cuma males mikir dan biasa deh, saudara kan kerjaannya kalau ketemu adalah bertikai melulu 😅

Jadilah saya sebagai juru tampung ocehannya.

Lagi menggoreng kerupuk yang tak bisa sambil tolah-toleh, dia cerita.

Continue reading Yang Harus Dibayar

Gara-gara PD

Melongo, tak sengaja lihat rekaman siaran Hitam Putih di youtube, tahun 2018, tentang pernikahan antara Ira (15) dan Aripin (14), di Kalimantan ðŸ˜ģ Yang laki baru lulus SD ðŸĪĶ‍♀ïļ Telat amat saya tahunya, kemane aje…

“Ini salah ortunya,” kata saya geram.

Mau pake gambar anak-anak yg nikah, gak tega 🙁

Eh, ternyata memang si anak sudah tak bisa dilarang, maunya sendiri, sampai sering keluyuran. Lha wong nenek dan ibunya masing-masing juga nikah muda, usia 16 ðŸĪĶ‍♀ïļ

“Ini salah pemerintah,” saya cari kambing hitam melulu ðŸ˜ķ

Continue reading Gara-gara PD

Drama Pasangan Baru vs Lama

Bujang
Berhubung saya ini baru rajin kalo ada deadline dan tekanan berlebih, jadi di masa pengantin muda, saya jarang menyiapkan bekal.

“Gapapa ya, mas?” Tanya saya, masih manggil mas waktu itu.

“Iya gapapa.”

“Yang lain dibawain bekal?”

Beragam bekal sempurna ala emak2 medsos

“Iya, yang gak dibawain bekal itu biasanya yang bujangan.”

“Oh…”

“Trus kalo mas gak kubawain bekal?”

Continue reading Drama Pasangan Baru vs Lama