Loki, Mamal, dan Geo (2)

Seolah mengikuti jejak Mamal yang pergi karena mati, Loki pun tiba-tiba menghilang seharian. Perkiraan awal yang sangat manusiawi, dia patah hati ditinggal Mamal pergi 😅 Melewati satu hari, saya masih agak santai, mengira dia sudah menemukan tambatan hati di gang lain 😅 Pindang jatahnya mulai membusuk dan dia belum kembali. Hingga dua minggu berlalu, rumah kami jadi senyap dan tanpa bau khas kucing 🥺

Baca: Loki, Mamal, dan Geo

Hingga sehari setelah Loki tak muncul, Geo masih beredar di rumah dengan cara yang sama. Nyelonong saat pagar terbuka dan tak mau beranjak pergi kalau sudah di dalam. Saya berniat membersihkan telinganya, bodoamat sama pemiliknya yang cuek. Itu juga belum kesampaian ketika raganya ikutan raib sehari kemudian 🥺

Masa itu

Lengkap sudah, tak ada kucing dalam waktu yang hampir bersamaan.

Mencurigakan. Pola yang sama selalu berulang.

Shena mencari kemana-mana dan tak pernah menemukan mereka sama sekali. Kucing memang hewan mandiri, tapi mereka akan pulang ke tempat mereka nyaman. Paling juga tiga hari kalau lagi naksir cewek. Kalau si Geo yang kecil, gak mungkin jauh-jauh. Nyatanya, tak ada jejak mereka yang tertinggal. Hiks, terjadi lagi.

Kucing hilang sudah untuk yang kesekian kalinya. Tertuduh sih, ada. Seperti sudah jadi kerjaan tangan jahatnya, namun tak pernah ada yang berusaha menggerebek. Selain tak ada bukti, juga tak ada bukti rasa kepemilikan yang bisa menghentikan pola ini 😑

Memang ada beberapa kucing yang berhasil bertahan sampai dewasa. Saat ini hanya tiga, dua jantan dan satu betina. Si betina sudah mati. Dia sudah melahirkan banyak generasi dan sebagian besar di antaranya mati atau hilang tiba-tiba sebelum dewasa.

“Kucing di tempatmu mbak, selaluuu aja kayak gitu. Kalau pas banyak, selalu aja ada yang tiba-tiba hilang,” kata ibu tetangga menandai.

Masa dulu

Iya sih. Waktu itu, saya gak ikut kehilangan kucing, jadi biasa aja. Sekarang jadi agak jengkel. Ingat mata bulatnya Geo yang suka lihatin saya sambil mengeong minta makan. Dia suka gigit-gigit dan tidur di mana aja dengan pose bebas.

“Kucing di tempatku, mau sejelek dan senakal apapun, tetap aja ada di sini. Gak hilang. Paling tiga hari, trus balik lagi. Gak sampe ngilang lama,” katanya lagi.

Rumahnya di pojokan gang, saya di tengah gang. Tiap hari dia didatangi kucing dengan kondisi macam-macam. Entah yang matanya hilang satu, yang jalannya pincang, yang bawel dan manja, yang luka parah habis kelahi, dan yang apa aja. Tak ada yang hilang, paling pindah tempat atau malah nambah yang lain.

Jadi ingat Loki yang bandelnya minta ampun. Suka naik pintu kasa sampai atas tapi gak bisa turun. Naik genteng tetangga, pohon mangga depan rumah, naik pagar, yang kesemuanya berakhir dengan mengeong minta diturunin 🙄 Meongnya emang bikin sebel dan risih banget. Tapi ya udah, namanya juga hewan. Buat saya tak apa, entah buat yang lain.

Ada yang sebel kali ya, lalu merancang penculikan dini hari, untuk yang kesekian kalinya. Demi ketenangan kuping dan jiwanya 😠

Huhuhu…

Yaaah, akhirnya melalui hari tanpa kucing lagi. Yowes lah, lihat parade kucing di youtube aja.

Leave a comment