6 Alasan Asyiknya Bisa Bahasa Isyarat

“Kenapa dia terus melihat kita? Ada yang aneh denganku?” tanya anak saya di dalam angkot.

Saya menahan tawa. Ibu ini duduk di pojok bagian kanan empat, anak saya duduk di pojok kiri tujuh, dan saya di belakang bangku sopir. Dengan wajah gabungan antara bloon dan kepo, dia bergantian melihat kami berdua yang ngobrol menggunakan tangan dan ekspresi wajah. Sebenarnya itu bukan isyarat murni, masih sebatas homesign demi memudahkan komunikasi saya dengannya. Anak saya adalah seorang penyandang tuli kongenital, yaitu ketulian yang disandang sejak lahir.

“Nggak papa, biarin aja,” kata saya menenangkan.

“Tuh kan, lihat lagi,” dia mulai jengah.

Beginilah konsekuensi berbahasa dengan cara berbeda di tempat umum. Sering menjadi pusat perhatian atau bahkan rasan-rasan. Saya sudah dalam fase malas kasih tahu tiap orang yang saya temui bahwa ini semua hasil proses panjang. Seperti yang umum ditemui di klinik terapi wicara, awalnya saya memaksanya untuk berucap sebagai cara berkomunikasi.

Continue reading 6 Alasan Asyiknya Bisa Bahasa Isyarat

Sapa Papua (2)

Jika anda mengikuti kronologi kasus Steven Yadohamang, yang diinjak kepalanya oleh dua aparat keparat, bagaimana pendapat anda?

😭

Steven adalah seorang tuli, bekerja sebagai tukang parkir, dan dia berkomunikasi dengan gestur, bukan bahasa isyarat. Hiks, ini juga tahunya dari ig Surya Sahetapy, bahwa komunikasinya Steven dengan Deni Zulkarnaen di fb, bukan isyarat Merauke.

Semenanjung Doberai, Raja Ampat

Dua petugas ini memang tak searogan polisi kulit putih yang menginjak leher George Floyd sampai meninggal dunia. Meski sedang menjalani hukuman 22 tahun penjara, protes Black Lives Matter masih terus berlanjut, dilakukan berbagai kalangan, baik kulit hitam maupun kulit putih. Protes mengenai rasialisme telah melintasi kesamaan warna kulit.

Lalu, apa kabar Indonesia kita?

Continue reading Sapa Papua (2)

Humor Tuli.

Disclaimer: Artikel ini mengandung konten sensitif. Jika anda masih memandang Tuli dari sudut pandang disabilitas dan rasa iba, jangan lanjut baca. Kalau mau lanjut, terserah sih, tersinggung di luar tanggungjawab saya yaa 😉

Candaan berikut ini bisa ditemukan di berbagai situs. Tertulis dalam beberapa versi bahkan hampir sama dan berulang, entah yang mana yang mencontek yang mana. Saya tuliskan ulang, menyesuaikan dengan kondisi budaya kita.

Jika mau lanjut baca, supaya paham maksud cerita, saya sampaikan sedikit mengenai Budaya Tuli. Budaya itu antara lain:
– Menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi utama.
– Berkomunikasi dalam kondisi penerangan yang cukup.
– Mimik muka ekspresif sekaligus sensitif, karena itu juga bagian dari komunikasi mereka.
– Berkenaan dengan suara, mereka sedikit mendengar atau bahkan tidak sama sekali.

Siap? 😁

Mati lampu
Sepasang pasutri Tuli terlibat pertengkaran yang cukup sengit. Menjelang mereka tidur, si istri masih terus saja ‘ngomel’. Suaminya lelah dan ingin segera tidur. Dia pun buru-buru mematikan lampu, lalu tidur di sofa 😄

Lupa alamat
Seorang Tuli akan berkunjung ke rumah temannya sesama Tuli. Begitu sampai di kompleks rumah yang bersangkutan, dia lupa yang mana rumah temannya.
Hari sudah malam, semua orang sudah terlelap. Semua rumah sudah gelap.
Hmmm…

Continue reading Humor Tuli.

Apakah Tuli Sebuah Disabilitas?.

Disclaimer: Artikel ini adalah terjemahan hampir penuh, tanpa ada penambahan materi terkait seperti biasanya (ke dalam artikel). Artikel terkait, saya sisipkan sebagai tulisan tersendiri dan sebagai tambahan.

Di tahun 1930an dan 1940an, pasangan dan tim suami istri, Fritz dan Grace Heider, melakukan penelitian pendidikan di Clarke School for the Deaf, Massachusetts. Meski sekolah untuk para tuli sudah ada di Amerika selama sekitar dua abad, mereka memberikan instruksi dalam bahasa isyarat lokal, sehingga lulusannya menghabiskan hidupnya dalam lingkungan tuli yang terisolasi 😐

Marion A. Schmidt*, ahli sejarah psikologi, menyampaikan informasi lain, bahwa Clarke School sudah membaru dan progresif, misinya adalah mengintegrasikan anak tuli ke dalam komunitas mainstream. Untuk itu, penggunaan bahasa isyarat dilarang dan para murid diajarkan untuk berbicara dan atau membaca bibir.

Pasangan Heiders menemukan bahwa anak-anak tuli ini matang secara sosial dan mampu menyesuai dengan baik pada teman dengarnya. Dengan kata lain, menjadi tuli tidak menghalangi perkembangan sosial dan kognitif mereka. Anak-anak tuli ini menggunakan bahasa isyarat antar mereka ketika tidak ada guru 😁

Baca: Deaf Resonance

Pasangan Heiders mempublikasikan hasil penelitian mereka dalam bentuk makalah berseri. Sayangnya, pihak administrasi sekolah tidak berkenan dengan laporan tersebut. Heiders kemudian memutuskan hubungan dengan pihak sekolah.

Continue reading Apakah Tuli Sebuah Disabilitas?.

Reinforcement (3).

Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda 2018, sebuah gelar wicara bertema disabilitas diadakan oleh mahasiswa FE UNAIR dan sejumlah sponsor. Salah satu sponsor yang saya suka, Indocafe Coffeemix 🤤 Sluuurp, dapat kopi gratis secangkir kecil☕ Tapi sekarang lagi belajar minum kopi tubruk, mengurangi kopi instant ✌

Baca: (Sedang berusaha) Tidak Ngopi

Temanya Social Action, menghadirkan lima pemuda difabel berprestasi. Saya ceritakan sesuai dengan nama masing-masing ya..

Alfian
Mahasiswa tunanetra pertama yang diterima di Unair, di jurusan Antropologi 2015. Di tahun 2017, ada tiga orang lagi yang diterima.

Sistem yang dipakai untuk belajar adalah Jaws, mengubah tulisan menjadi suara.

Continue reading Reinforcement (3).